Cihampelas, 11 Maret 2016
Keterbukaan
Informasi Publik (KIP) saat ini merupakan suatu hal yang harus terus digulirkan
di badan-badan layanan publik sebagai wujud nyata upaya transparansi dan
akuntabilitas. Seluruh lapisan masyarakat mempunyai hak untuk mengakses beragam
data yang berkepentingan dengan informasi publik ini.
Hal ini
disampaikan oleh Pelaksana Tugas Harian Kepala Kementerian Agama Kabupaten
Bandung Barat, Drs. H.E. Nadzier Wiriadinata, M.M.Pd. dalam salah satu sesi
Sosialisasi UAMBN 2015/2016 bagi madrasah tsanawiyah se Kabupaten Bandung
Barat.
“Kita harus
mengedepankan asas kejujuran dalam menjalankan tugas. Sebab jika kita jujur
kenapa kita harus takut?” jelasnya dengan penuh semangat.
“Karena
dengan jujur inilah kita akan mempunyai wibawa. Kita akan mempunyai kharisma.
Dan ini menunjukkan bahwa di lembaga kita tidak ada hal yang menjadi masalah”
ujarnya.
Dalam
kesempatan ini juga, pejabat yang senang berbaur dengan jajarannya ini meminta
kepada seluruh madrasah untuk membangun sebuah komunikasi yang Islami.
“Mari kita
bangun sebuah komunikasi yang Islami. Kita kembangkan sikap husnudzon di
antara kita. Jadi jangan pernah ada suudzon atau prasangka buruk
terhadap Kemenag. Baik berkenaan dengan keterlambatan BOS, Sertifikasi, maupun
hal-hal lain. Jika ibu dan bapak penasaran dengan satu atau dua hal yang tidak
dipahami, tolong tanyakan langsung kepada saya atau kepada Pak Kasie Madrasah
atau kepada Pak Ketua Pokjawas. Jangan kepada yang lain yang akhirnya
memunculkan prasangka yang tidak baik tadi…” pintanya sambil memberikan contoh
beberapa kasus akibat prasangka buruk selama ini.
“Berkenaan
dengan keterlambatan BOS kemarin, itu murni masalahnya di prosedural Bank.
Jangan ada yang menganggap, waaah..paling-paling didepositokan dulu oleh
Kemenag dan lain-lain. Tidak! Sama sekali, tidak! Kita tidak memegang uang
sepeserpun. Uang itu mengalir dari KPPN ke Bank dan langsung ke rekening
bapak-ibu. Jadi kalau ada keterlambatan, sekali lagi itu semata-mata alasan
internal bank itu sendiri,” imbuhnya.
“Kalau pun
sisi teknis itu bukan dari pihak Kementerian Agama. Lihat staf-staf saya sudah
bekerja sampai larut malam untuk melayani bapak-ibu. Tapi tetap saja ada
beberapa madrasah yang sampai batas waktu yang ditentukan masih belum
menyetorkan LPJ-nya. Dan ini menghambat ke yang lain. Jadi, silahkan tegur tuh
teman-temannya yang suka terlambat menyetorkan LPJ-nya,” ungkapnya disambut
riuh turut kesal terhadap madrasah yang sering bermasalah tersebut.
Dalam kaitan
dengan agenda KIP ini, Pelaksana Tugas Harian Kepala Kemenag yang lebih akrab
dipanggil Pak Nadzier ini menjelaskan bahwa selain jujur, kita juga harus
membuat Sistem Operasional Prosedur (SOP) tentang apa, siapa, dan bagaimana cara
mendapatkan informasi di lembaga kita.
“Artinya
tidak bisa seenaknya… tidak ujug-ujug begitu… semua orang boleh meminta informasi
dari kita, tapi harus melalui prosedur yang benar. Ini ‘kan lembaga berbadan
hukum bukan warung nasi. Karena itu, kita harus membuat aturan tersendiri. Mulai
dari pengajuan permohonan data, terus siapa yang akan menemui dan apa yang akan
dibicarakan, semuanya harus terrencana dengan jelas melalui SOP tadi..”
imbuhnya.
“Artinya,
tidak semua orang dapat seenaknya mengobok-obok data kita. Kalau tukang tambal
ban atau yang tidak berkepentingan buat apa? Selain itu juga tidak mesti kepala
sekolah yang melayani. ‘Kan ada wakil kepala bidang humas. Nah, disinilah
kerjaan humas di madrasah. Untuk apa diangkat menjadi wakil kepala bidang humas
dengan beban kerja 12 jam kalau tidak bisa menghadapi orang-orang yang
membutuhkan informasi tentang lembaga kita?” lanjutnya dengan berapi-api.
Pak Nadzier
yang juga mempunyai pengalaman di bidang jurnalistik ini pun memberikan contoh
berdasarkan pengalamannya tentang bagaimana menghadapi oknum-oknum jurnalis
atau wartawan yang sebenarnya hanya mencari ‘amplop’ dengan mencari-cari
kesalahan orang lain.
Peragaan
yang disampaikan cukup menggelitik dan mengundang gelak tawa namun sekaligus
kagum dari para kepala madrasah tsanawiyah negeri dan swasta yang menghadiri
acara tersebut. ***Nuris***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar